Rumah Fatmawati Soekarno
Ibu
Fatmawati yang bernama asli Fatimah lahir di Bengkulu pada 5 Februari 1923 dari
pasangan Hassan Din dan Siti Chadijah. Hassan Din sendiri adalah seorang tokoh
Muhammadiyah di Bengkulu. Ibu Fatmawati menikah dengan Bung Karno pada 1 Juni
1943, setelah sebelumnya keduanya bertemu pada saat pengasingan Bung Karno di
daerah Anggut Atas, Bengkulu tahun 1938-1942. Dari pernikahan pasangan ini,
lahirlah Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati
Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra. Beliau
meninggal 14 Mei 1980 di Kualalumpur, Malaysia.
Fatmawati
adalah seorang wanita yang berasal dari Bengkulu, namanya menjadi harum karena
beliau adalah salah seorang istri Ir. Sukarno President Republik Indonesia yang
pertama, yang yang menjahit dan mempersiapkan Sang Saka Bendera pusaka merah
putih yang berkibar di hari proklamasi 17 Agustus 1945. Saksi sejarah tersebut
berupa sebuah rumah yang terletak di Anggut Kota Bengkulu, berjarak kira-kira
600 meter dari rumah Sukarno.
Rumah
Keluarga Fatmawati, dari luar sangat terlihat kesan rumah khas Sumatera yang
berupa rumah panggung. Rumah yang berbahan kayu dan bercat coklat ini, tampak
sangat indah dan asri karena cukup terawat. Rumah Keluarga Fatmawati ini
dikelola oleh Yayasan Ibu Fatmawati. Walaupun rumah yang ada saat ini memang
merupakan replika, Rumah Keluarga Fatmawati ini, benar-benar dikondisikan
seperti aslinya, terutama bagian dalam rumah. Untuk rumah aslinya, berada di
Jalan S Parman, sayangnya saat ini, rumah yang asli tersebut sudah tidak ada
lagi. Maka dari itu, dibangunlah replika rumah yang menyimpan aset sejarah ini.
Suasana di
sekitar rumah dengan nomor 10 ini, cukup tenang dan asri, karena tidak begitu
ramai. Sayangnya, hal ini membuat salah satu aset wisata sejarah di kota
Bengkulu ini, kurang dikenal oleh masyarakat maupun wisatawan.
Di dalam rumah ini, kita bisa menemukan koleksi-koleksi pribadi
milik Ibu Fatmawati. Bahkan perabot rumah yang dimiliki rumah ini pun masih ada
seperti lemari, ranjang besi, meja rias, kursi dan lain sebagainya. Pakaian
yang dipakai ibu Fatmawati pada masa itupun masih terpajang dengan baik di
rumah ini. Di bagian dinding juga terpajang foto-foto kenangan masa lalu ibu
Fatmawati sejak masa kecil hingga dewasa.
Kita juga bisa melihat foto-foto kenangan antara bapak presiden
pertama Ir. Soekarno dengan Ibu Fatmawati dengan jelas karena di kota inilah
pertemuan dan cinta antara Ibu Fatmawati dan Bapak Soekarno muncul, hingga
akhirnya mereka menikah pada tanggal 1 Juni 1943 dan menghasilkan lima orang
anak yakni Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh.
Hal
yang cukup menarik dan bernilai sejarah adalah, mesin jahit yang terletak di
sebuah ruangan di rumah ini. Mesin jahit tersebut pernah digunakan untuk
menjahit sebuah bendera Kebangsaan Indonesia, yaitu bendera Merah Putih ketika
pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang berlangsung pada tahun 1945
silam.